Tahi lalat

 Cerpen yang berjudul Tahi Lalat karya M. Shoim Anwar, memiliki beberapa paragraf. Pada cerpen ini menceritakan tentang beberapa hal: yang pertama yakni mengenai tahi lalat di dada istri lurah & yang kedua yakni istri lurah yang memiliki hubungan khusus dengan orang lain. Menurut  saya bahwa dalam setiap tingkah laku yang kita lakukan akan terlihat oleh orang lain bahkan apa yang sudah mereka lihat akan diperlihatkan oleh orang lai ke khalayak umum semua tergambar seperti yang dijelaskan penulis bahwa mereka telah mengerti mengenai kode yang diberikan orang tersebut. Kode tersebut sebuah isyarat bahwa begitu bnyak borok yang ada pada seorag pemipin hingga mereka jelas melihat dengan seksama. Pemimpin yang salah terdapat borok dalam perilakunya tersebut sering membuat sengsara pendapatnya dan banyak merugikan masyarakatnya, hingga jalan-jalan pun banyak yang rusak akibat sebuah kebijakan yang dia laksanakan. Disisi lain semua terkuak borok keluarga pemimpin tersebut hingga masyarakat pun menyangkutkan pada pemilihn yng akan digelar nanti. Pemimpin juga menggunakan cara-cara keji demi melancarkan aksinya dan memperlancar jalannya, masyrakat banyak yang dirampas hak dan martabatnya secara pasksa layaknya jaman penjajah, tipu muslihat pak lurah sangatlah halus laykny sengkuni dalam baratayuda . Saat mulai pemilu digelar boroknya mulai membesar dan mulai terdengar oleh khalayak umum, tetapi pak lurah mungkin telah punya trik dan intrik agar tetap terpilih dalam pencolan kepala desa tersebut.saat ingin menjabat  sebagai pejabat desa harus yang amanah & tidak berdusta kepada masyarakatnya karena itu merupakan kegiatan tercela yang tidak mencerminkan sebagai seorang pemimpin. Dalam mempertahankan mengenai hal duniawi pertahankan dengan cara yang sehat dan fair play tidak dengn segala cara hingga merapas hak dan martabat orang laib demi kepuasan nafsu seata. Selain itu dalam memilih peminpin pilihlah dengan tepat tanpa melihat dari harta hingga dapat menyensarakan kita yang memilih , karena apa yang kita pilih menentukan nasib desa 5 tahun ke depan. Bagi pemimpin kalau sudah terpilih lakasanakan amanah tersebut dengan keihklasan serta istiqomah biar jabatan yang diamanahkan menjadi berkah, tidak hanya berkah bagi diri sendiri melainkan bagi seluruh masyarakat. Dalam pencapaian sebuah pangkat kalau tidak benar dalam mendapatkannya akan terbawa arus hingga lupa dengan apa sumpah yang telah diucapkan, kita juga sebagai masyarakat pemimpin juga manusia yang punya rasa lalai  sehrusny kita sebagai masyarat harus bijak dalam menilai pemimpin tidak hanya bisa menyalakan kebijakan pemimpin serta tidak membicrakan keburukan ke semua orang. Hal yang terpenting dalam pemerintahan harus ada kejujuran agar tidak ada keglambyaran yang dilacak oleh masyrakat umum hingga menimbulkan fitnah.



Efi Dianto 

Universitas PGRI Adi Buana Surbaya


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ulama Durna Ngesot Ke Istina

Sajak palsu

Sulastri dan empat lelaki