Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2021

Sajak palsu

 KRITIK DAN ESAI PUISI AGUS R. SARJONO Sajak Palsu Selamat pagi pak, selamat pagi bu, ucap anak sekolah Dengan sapaan palsu. Lalu merekapun belajar Sejarah palsu dari buku-buku palsu. Di  akhir sekolah Mereka terperangah melihat hamparan nilai mereka Yang palsu. Karena tak cukup nilai, maka berdatanganlah Mereka ke rumah-rumah bapak dan ibu guru Untuk menyerahkan amplop berisi perhatian Dan rasa hormat palsu. Sambil tersipu palsu Dan membuat tolakan-tolakan palsu, akhirnya pak guru Dan bu guru terima juga amplop itu sambil berjanji palsu Untuk mengubah nilai-nilai palsu dengan Nilai-nilai palsu yang baru. Masa sekolah Demi masa sekolah berlalu, merekapun lahir Sebagai ekonom-ekonom palsu, ahli hukum palsu, Ahli pertanian palsu, insinyur palsu. Sebagian menjadi guru, ilmuwan Atau seniman palsu. Dengan gairah tinggi Mereka  menghambur ke tengah pembangunan palsu Dengan ekonomi palsu sebagai panglima Palsu. Mereka saksikan Ramainya perniagaan palsu dengan ekspor Dan impor pa...

Puisi Wiji Thukul

 Wiji Thukul merupakan seorang sastrawan sekaligus aktivis HAM yang hilang jejaknya pada tahun 1998 hingga saat ini tak jelas bersemayamnya, walaupun beliau tak jelas keberadaannya karya-karya beliau tetaplah terus berkobar yang mampu mengobarkan semangat para kaum-kaum tertindas yang mengharapkan sebuah kemerdekaan tanpa dicampuri penjajahan mental mau hak dan martabat. Begitu pula dengan puisi yang berjudul peringatan, entah apa yang dimaksudkan kata peringatan tersebut yang pasti puisi tersebut sebuah pembelaan terhadap para kaum-kaum tertindas dan juga pendobrak daya serang mapun benteng bagi pembela HAM yang lain. Pada bait pertama hingga keenam jelas tergambarkan bahwa hak dan martabat manusia mulai tertindas yang dapat di lihat dalam kalimat ketika penguasa pidato kita harus hati-hati. Pada bait ketujuh hingga enam belas dapat ditarik kesimpulan bahwa penulis berharap agar para penguasa pada masa tersebut mau mendengar jeritan rakyat yang mengharapkan sebuah kemerdekaan yang...

Idul Fitri

 Puisi Sutadji Calzum Bachri yang berjudul  Idul Fitri merupakan sebuah jenis puisi mengusung tema keagamaan. Dalam judul Idul Fitri tersebut jelas tergambarkan bahwa puisi ini penuh dengan nilai keagamaan yang dimana Idul fitri merupakan hari raya umat islam. Pada bait pertama hingga ketujuh merupakan perupamaan bahwa setiap insan yang bernafas ini tidal luput dari kesalahan, baik kesalahan yang disengaja maupun yang tidak disengaja dijelaskan pula bagaimana rangkaian ibadah di bulan suci ramadan sebelum menuju hari yang fitri kala demi mengejer sebuah malam yang didambakan para umat islam yaitu malan lailatul qodar. Dalam bait kedelapan hingga tujuh belas penulis menceritakan bahwa ia tidak mendapatkan malam lailatul qodar tersebut karena malaikat tak datang menghapirinya, dalam hati ingin sekal bertemu dan mendapatkan malam tersebut bagaikan mendambakan seorang perempuan yang sugguh elok dan menawan. Bukan hanya itu sang penulis pun yakin bahwa dia akan mendapatkan malam la...

Puisi masuri

 Kritik dan Esai Puisi Karya Mashuri  Puisi  merupakan hasil dari sebuah pengungkapan yang berkenaan dengan cipta, rasa, karsa seorang pujangga yang ingin meluapkan sikap empati dalam sebuah tulisan sehingga pihak lain ikut merasakannya. Begitu pula dengan puisi karya Mashuri yang berjudul Hantu Kolam, Hantu Musim, dan Hantu Dermaga. Mashuri merupakan lulusan dari universitas Airlangga dan universitas gadjah Mada ia telah banyak menulis karya sastra dalam bentuk puisi ,cerpen ,essay ,naskah dan masih banyak yang lainnya. Topik permasalahan kali ini berfokus membahas tentang puisi karya mashuri dengan ketiga judul tadi. Ketiga puisi tersebut menggunakan judul yang diawali dengan kata hantu yang dimana kata hantu tersebut memiliki penafsiran yang berbeda-beda, apakah hanya joke-joke semata atau hantu yang bersemayam pada diri kita? Waallahu allam bisshohab.               Pada puisi pertama yang berjudul hantu kolam karya mashuri menceritak...