Idul Fitri

 Puisi Sutadji Calzum Bachri yang berjudul  Idul Fitri merupakan sebuah jenis puisi mengusung tema keagamaan. Dalam judul Idul Fitri tersebut jelas tergambarkan bahwa puisi ini penuh dengan nilai keagamaan yang dimana Idul fitri merupakan hari raya umat islam. Pada bait pertama hingga ketujuh merupakan perupamaan bahwa setiap insan yang bernafas ini tidal luput dari kesalahan, baik kesalahan yang disengaja maupun yang tidak disengaja dijelaskan pula bagaimana rangkaian ibadah di bulan suci ramadan sebelum menuju hari yang fitri kala demi mengejer sebuah malam yang didambakan para umat islam yaitu malan lailatul qodar. Dalam bait kedelapan hingga tujuh belas penulis menceritakan bahwa ia tidak mendapatkan malam lailatul qodar tersebut karena malaikat tak datang menghapirinya, dalam hati ingin sekal bertemu dan mendapatkan malam tersebut bagaikan mendambakan seorang perempuan yang sugguh elok dan menawan. Bukan hanya itu sang penulis pun yakin bahwa dia akan mendapatkan malam lailatul qodar tersebut karena kecintaanNya  maka janjiNya akan disegrakan. Pada bait delapan belas hingga dua puluh delapan penulis memberikan pesan bagi pembaca bahwa disaat yang diharapkan dalam ramadan berupa malam lailatul qodar tersebut tak didapatkan, walaupun tiap malam tahajud, wirid ribuan kali tak lupa melaksanakan sholat wajib ditambah sunnah dan puasa tetap tidak mendapatkan malam tersebut tetaplah dirikan semua itu dengan ihklas karena itu semua dapat menetralkan jiwa yang hampa dan menetralkan hati yang gundah sungguh pesan yang penuh dengan kebajikan. Bukan hanya itu penulis juga menyisipkan bahwa dengan mendirikan hal-hal tersebut membuat diri kita lebih dekat dengan-Nya, penulis menceritakan bahwa dulu bekas pemain, peminum mapun pemakai sekarang sudah insyaf dan bertobat akan dosa masa lampau yang tak ingin di tenggelamkan lagi dalm jurang kemungkaran lagi dan mengharapkan sebuah fitrohnya kembali bagaikan bayi yang baru lahir di dunia dan semoga Tuhan mengampuni dosa dan menerima tobat .

Puisi tersebut sangatlah menarik karena dalam puisi yang berjudul Idul Fitri tersebut mengamanatkan kepada pembaca agar mau kembali menuju ke fitrohnya dan tak kembali kepada jurang kemungkaran lagi agar lebih dekat kepada sang maha pencipta, bukan hanya itu saja penulis juga mengingatkan kepada para pembaca agar tetap dirikan sholat, wirid, maupun tahajud agar menjadikan sebuah penenang jiwa pengobat hati yang rindi



Efi Dianto



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ulama Durna Ngesot Ke Istina

Sajak palsu

Sulastri dan empat lelaki