Puisi masuri

 Kritik dan Esai Puisi Karya Mashuri

 Puisi  merupakan hasil dari sebuah pengungkapan yang berkenaan dengan cipta, rasa, karsa seorang pujangga yang ingin meluapkan sikap empati dalam sebuah tulisan sehingga pihak lain ikut merasakannya. Begitu pula dengan puisi karya Mashuri yang berjudul Hantu Kolam, Hantu Musim, dan Hantu Dermaga. Mashuri merupakan lulusan dari universitas Airlangga dan universitas gadjah Mada ia telah banyak menulis karya sastra dalam bentuk puisi ,cerpen ,essay ,naskah dan masih banyak yang lainnya. Topik permasalahan kali ini berfokus membahas tentang puisi karya mashuri dengan ketiga judul tadi. Ketiga puisi tersebut menggunakan judul yang diawali dengan kata hantu yang dimana kata hantu tersebut memiliki penafsiran yang berbeda-beda, apakah hanya joke-joke semata atau hantu yang bersemayam pada diri kita? Waallahu allam bisshohab.

              Pada puisi pertama yang berjudul hantu kolam karya mashuri menceritakan seseorang yang sedang berada dalam ketakutan akan sebuah pikiran yang menyelimutinya entah itu sebuah dosa masa lampau . Di tepi kolam duduk menepi layaknya ingin mengakhiri segala penderitaan yang dirasa, digambarkan jelas dengan sebuah kalimat mataku berenang bersama ikan-ikan, jidatku terperkap koral, menapak jejak luka yang sama di medan lama.  Puisi tersebut sangat menarik untuk Dibaca karena memiliki makna yang mandalam. Puisi tersebut menceritakan pangkat, jabatan maupun dunia yang telah diperoleh dengan cara pukul rata ujung-ujungnya hanya tentukan dan terbuang sia-sia dan semua pergi  begitu saja tanpa ikut bila sudah tertutup kapas. Kemegahan istana maupun keindahan perhiaasan akan sia-sia jika panggilanNya telah bergemuruh yang jadi teman akhirnya bukan sebuah kemewahan lagi tetapi amal ma’ruf nahi mungkar.  Hantu yang dimaksudkan sebuah dosa yang dimana dosa terngiang di telinga dan merekat dalam kepala sehingga hantu-hantu tetap bersemayam bersama sepi jiwa yang kosong. Pesan yang dapat di petik dari puisi tersebut bahwa setiap orang harus mengenal dirinya dengan baik dan segera bertobat supaya jiwa menjadi terang layaknya sinar mentari. Puisi hantu kolam menggunakan diksi yang sangat unik yang diungkapkan dengan bahasa penulis dimana diibaratkan sebagai seseorang yang sedang sendiri dan meratapi nasibnyaakan masa lalu. 


                 Kemudian puisi yang kedua  yaitu dengan judul hantu musim karya mashuri. Puisi ini sudah diawali dengan kata hantu namun pada maknanya tidak ada kaitanya dengan hantu. Puisi hantu musim memiliki makna atau menggambarkan suasana kerinduan akan kenangan dimana pertemuan aaaaaawal yang sungguh mengesankan tetapi tidak mengurangi goresan luka yang telah diberikan. Disini juga digambarkan oleh penulis bahwa bila ingin bertemu alam semesta akan beri jalan bisa dengan harum parfumnya atau dengan mengoyak pikiran seseorang tersebut dalam tidur, itulah sebuah gambaran penulis bila sedang merasakan cinta entah rasa senang, sedih, marah, kecewa,tertawa, suka maupun duka itu lah cinta. Penulis juga menggambarkan perasaan itu akan timbul kembali walaupun luka didapat kecewa dirasa tetap akan timbul rasa rindu dan terbayang kenagan itu. Kata hantu pada puisi ini mengisahkan sebuah perasaan yang sedang was-was, rindu akan suasana yang berlalalu ketika diberi cinta suci. 

                Berikutnya terakhir puisi ketiga yang berjudul hantu dermaga Karya Mashuri beliau juga menggunakan judul yang diawali dengan kata hantu.  Namun makna dari puisi tersebut menggambarkan sebuah hati yang sedang berlabuh  dan berhenti di sebuah dermaga tanpa sebuah mantra. Berlabuh hanya sebagai pedobrak popularitas semata yang hanya halusinasi pada sebuah harapan tanpa batas waktu dan berujung pada luka atau dosa yang sama. Penulis juga menggambarkan bahwa ingin meerubah atau bertobat tapi semua sudah terlambat dan percuma tidak akan bisa berlabuh seperti dahulu yang terjawab hanya kata terlambat. 

                Dari ketiga puisi tersebut yang berjudul hantu kolam ,hantu musim dan hantu dermaga karya masuri memiliki kekurangan yaitu beliau menggunakan kata-kata yang sulit dipahami sehingga para pembaca perlu  membaca tidak hanya sekali saja sehingga dapat mengerti dan memahami apa makna yang terkandung di dalam puisi tersebut. Kelebihan dari ketiga puisi tersebut ialah penulis sangat mahir menangkap suasana dalam mengungkapkan pemikiran sehingga membuat puisi tersebut menarik untuk dibaca.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ulama Durna Ngesot Ke Istina

Sajak palsu

Sulastri dan empat lelaki